Bahkan lebih mengejutkan lagi, Syekh Nawawi berdoa menggunakan bahasa Jawa, yang tentu saja tidak dikenal oleh sebagian besar orang https://www.sushidepanneur.com/ di sana. Tentu saja, banyak yang merasa heran dan skeptis terhadap tindakan ini. Banyak orang yang meragukan apakah doa dengan bahasa Jawa dapat diterima di hadapan Ka’bah, terutama karena tidak ada tradisi serupa yang pernah dilakukan sebelumnya.
Meski demikian, Syekh Nawawi tetap dengan keyakinannya. Ia memanjatkan doa dengan penuh rasa khusyuk, memohon agar Tuhan segera menurunkan hujan untuk meringankan penderitaan umat.
Tidak lama setelah doa tersebut selesai, sebuah keajaiban terjadi. Hujan yang sangat lebat turun begitu saja, mengguyur Mekkah yang sudah lama dilanda kekeringan. Masyarakat yang awalnya ragu, kini menyaksikan dengan mata kepala sendiri bahwa doa Syekh Nawawi ternyata memiliki kekuatan luar biasa. Hujan yang turun bukan hanya membawa berkah bagi masyarakat setempat, tetapi juga membuktikan karomah yang dimiliki oleh Syekh Nawawi sebagai seorang wali Allah.
Kisah ini bukan hanya menjadi cerita tentang keajaiban yang terjadi di hadapan Ka’bah, tetapi juga menunjukkan kekuatan doa dan keyakinan yang mendalam. Syekh Nawawi, meskipun berasal dari Indonesia dan tidak berbicara dalam bahasa Arab, mampu berkomunikasi langsung dengan Tuhan melalui doa yang tulus. Keimanan yang kuat, ditambah dengan kerendahan hati, menjadi kunci dari karomah tersebut.
Bagi umat Islam, terutama di Indonesia, kisah ini menjadi salah satu teladan tentang bagaimana ketulusan doa dapat mengubah keadaan. Ini juga mengingatkan kita bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, dan bahasa bukanlah penghalang untuk berdoa. Bahkan, dalam kesulitan dan keterbatasan, doa yang penuh keyakinan bisa membuka pintu keajaiban.
Syekh Nawawi al-Bantani sendiri adalah seorang ulama yang memiliki banyak pengaruh dalam dunia keilmuan Islam. Sejak masa hidupnya, beliau telah menjadi guru bagi banyak ulama besar di dunia, termasuk di Nusantara. Salah satu ajaran utama yang beliau sampaikan adalah pentingnya menjaga keikhlasan dalam berdoa dan beribadah, serta tidak terbatas oleh bahasa atau tempat.
Cerita ini menunjukkan bahwa karomah, atau mukjizat, bukan hanya milik para nabi, tetapi juga dapat diberikan kepada para wali Allah yang memiliki kedekatan dengan-Nya. Syekh Nawawi membuktikan bahwa ketulusan doa dan keimanan yang kuat adalah jalan menuju keberkahan dan karomah dari Tuhan.
Selain itu, kejadian ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga ukhuwah Islamiyah, terutama dengan para ulama dan sesama umat Muslim. Keberhasilan Syekh Nawawi dalam mendatangkan hujan bukan hanya karena karomah pribadinya, tetapi juga karena doanya yang penuh keberkahan untuk kepentingan umat.