Pada 15 Agustus 2022, seekor Beagle pelacak bernama Max mengguncang dunia penegakan hukum di Bandara Soekarno-Hatta. Anjing berusia 4 tahun ini mengendus 3 ton sabu-sabu senilai Rp4,2 triliun yang disembunyikan dalam 120 mesin penggiling kopi impor dari Meksiko. Dengan menggaruk-garuk kontainer nomor penerbangan CX-7782, Max memicu penyelidikan yang mengungkap jaringan kartel narkoba lintas 5 negara. “Dia terus menggonggong tak biasa saat kami lewati kontainer ke-17. Hasilnya, temuan terbesar sepanjang sejarah Bea Cukai Indonesia,” ujar Kapten Arifin, koordinator K9 Bea Cukai medusa88 .
Max bukan anjing biasa. Lulusan pelatihan elite K9 Narcotics Detection Center di Surabaya, ia menjalani program intensif 18 bulan untuk mengenali 14 jenis narkotika. Instingnya diasah dengan simulasi 1.200 skenario penyelundupan, termasuk kasus sabu dalam kedap udara dan lapisan karbon aktif. “Dia bisa membedakan aroma sabu murni dengan yang sudah tercampur pengawet, bahkan dalam kelembaban 95%,” jelas pelatihnya, Sersan Mayor Budi. Sebelum operasi ini, Max telah membantu menggagalkan 23 kasus narkoba dengan total barang sitaan Rp1,8 triliun.
Pasca operasi, Max menjadi simbol internasional pemberantasan narkoba. Dia menerima Medali Dharma Narkotika dari BNN dan diundang ke Interpol Lyon untuk demo kemampuan. Namun, kisah heroiknya berakhir tragis: pada 2023, Max tewas dalam serangan balasan sindikat yang meracuni makanannya. Kini, replika patungnya berdiri di Bandara Soekarno-Hatta sebagai pengingat: sahabat berbulu pun bisa jadi benteng terdepan perang melawan narkoba. Warisannya hidup melalui 12 anak didiknya yang kini bertugas di bandara seluruh Indonesia.