Prank, atau tacoheadllc lelucon iseng, telah menjadi bagian dari kehidupan digital dan sosial kita, terutama di media sosial. Dari video-video lucu hingga tantangan yang viral, prank sering kali dianggap sebagai cara untuk menghibur diri atau menarik perhatian orang. Namun, tak jarang prank yang awalnya dimaksudkan untuk menghibur justru berujung pada kerusuhan, kekerasan, atau ketegangan sosial yang melibatkan pihak berwenang. Salah satu kejadian yang menarik perhatian baru-baru ini adalah sebuah prank yang berujung ricuh dan membuat pihak kepolisian turun tangan. Kejadian ini menjadi peringatan tentang bagaimana sebuah lelucon bisa dengan mudah berkembang menjadi masalah serius.

Fenomena Prank di Era Digital

Prank di media sosial telah mengalami evolusi besar dalam beberapa tahun terakhir. Dengan munculnya platform seperti YouTube, TikTok, dan Instagram, lelucon kreatif atau bahkan ekstrem bisa viral dalam hitungan detik. Banyak orang yang melakukan prank kepada teman, keluarga, atau bahkan orang asing, dengan tujuan untuk merekam reaksi mereka dan mendapatkan banyak views atau likes.

Namun, di balik hiburan tersebut, seringkali ada risiko yang tidak disadari. Banyak prank yang, meskipun dimaksudkan untuk lucu, justru melibatkan kekerasan fisik, ancaman, atau perilaku yang menyinggung pihak lain. Bahkan beberapa prank terkadang merugikan pihak yang dijadikan target, baik secara emosional maupun material. Ketika prank tersebut dilakukan di ruang publik atau melibatkan orang yang tidak terlibat langsung, potensi konflik atau kerusuhan pun semakin besar.